Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ini, menjadi salah satu Eskul yang cukup terkenal di tingkat sekolah SLTP maupun SLTA. Tugas Ekstrakurikuler Paskibra pun tak hanya baris berbaris saja. Masih banyak tugas lain dari Ekstrakurikuler Paskibra, yang paling utama, mengibarkan Bendera Pusaka setiap upacara bendera berlangsung.
-
Sejarah Paskibraka
Dikutip dari laman Wikipedia mengenai sejarah PASKIBRAKA, “Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946. Dalam memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Namun, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta. Pada tahun 1967, Husein Mutahar kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
- Pasukan 17 / pengiring (pemandu)
- Pasukan 8 / pembawa bendera (inti)
- Pasukan 45/pengawal
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI. Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka.
- Arti Lambang Purna Paskibraka
- Lambang Paskibraka
Dalam Ekstrakurikuler Paskibraka, terdapat dua lambang atau simbol dari Paskibraka itu sendiri, yaitu lambang Paskibraka/Paskibra yang mengambarkan dua pemuda/pemudi paskibraka menengok kekanan dengan seragam PDU (Pakaian Dinas Upacara) adalah lambang aktif anggota paskibra/paskibraka yang sedang bertugas. Arti, dari lambang diatas ialah :
-
Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
-
Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota putra dan anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.
-
Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.
-
Garis Horizon atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga) tingkat, yaitu Nasional, provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.
-
Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap anggota Paskibraka.
-
- Lambang Purna Paskibraka Indonesia
Dan ada lambang kedua yaitu lambang Purna Paskibraka Indonesia yang berlambangkan daun dan bunga teratai. Penjelasan lambangnya sebagai berikut:
-
Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibraka harus belajar, bekerja, dan berbakti
-
Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang pakibra harus aktif, disiplin, dan bergembira Artinya adalah bahwa setiap anggota paskibraka memiliki jiwa yang sangat mulia. dan mengapa Lambang Anggota Paskibraka dilambangkan dengan Bunga Teratai. Karena Bunga Teratai tumbuh di lumpur dan berkembang diatas air yang bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang tumbuh dari (Orang Biasa) tanah air yang sedang bermekar/berkembang dan membangun.
-
- Lambang Paskibraka
-
Manfaat Menjadi Paskibraka
Manfaat menjadi seorang Paskibraka, tidak hanya dituntut menjadi seseorang yang disiplin saja. Namun, banyak manfaat ataupun keuntungan yang didapat dari mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra, diantaranya:
-
Melatih kedisiplinan. Kita sebagai seorang paskibraka tentunya harus melatih diri untuk tepat waktu, mengikuti gerakan dengan benar dan kompak, mengikuti instruksi dari pelatih dan pemimpin Paskibra dan masih banyak lagi.
-
Menguatkan fisik. Berlatih baris-berbaris di lapangan terbuka secara rutin tentu akan menguatkan fisik kita, sobat. Belum lagi latihan olahraga yang tentunya perlu asupan nutrisi yang baik.
-
Memiliki rasa cinta tanah air. Anggota Paskibra tidak hanya harus bisa berbaris dan mengibarkan bendera merah putih saja. Ia juga akan dibekali wawasan tentang negara dan tanah airnya, membuat sobat semakin mengenal dan mencintai Indonesia.
-
Bersosialisasi. Dalam eskul Paskibra, sobat tidak hanya bisa memiliki banyak teman dan kerabat, tetapi juga belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik. Bayangkan apa jadinya bila pasukan pengibar bendera tidak kompak. Pastinya akan sangat sukar untuk membentuk suatu tim yang baik.
-
Memupuk jiwa kepemimpinan. Sobat tak hanya berlatih mengikuti instruksi, sobat juga bisa berperan sebagai pemimpin yang memberi aba-aba buat kelompoknya. Contohnya, Danton yang memberi intruksi kapan harus belok kanan, lencang kanan, istirahat ditempat atau lain sebagainya. Dan mengatur barisan agar terlihat rapi.
-
Sumber :
- https://sobatsekolah.com/pendidikan/ekstrakurikuler-paskibra/